Teori Motivasi
Pengertian
motivasi
Finch dan McGough (1982:70)
Salah
satu keberhasilan kepemimpinan dalam pendidikan adalah motivasi kerja personil.
Dalam hal ini, yang paling menentukan adalah tindakan pimpinan, karena setiap pimpinan memiliki peluang untuk
menciptakan iklim yang dipimpinnya lebih kondusif.
Greenberg dan Baron (1993 : 114)
Motivasi adalah suatu proses yang
mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia ke arah pencapaian suatu
tujuan.
Hanson (1997 : 142)
Mengemukakan bahwa “Content Theories
of Motivation” beranggapan bahwa segala
sesuatu yang ada di dalam diri manusia membentuk manusia “an inner state that
energizes, activate or moves, and that directs or channels behaviour toward
goals. Contents theories are based on the notion that things within us generate
motivation”.
Hersay dan Blanchard (1993: 57)
Berpendapat bahwa “ motivation is
will to do or the whys of behaviour”.
*Daftar pustaka buku “Perilaku Organisasi” pengarang DR.
Yayat Hayati Djatmiko
Motivasi secara umum berkaitan
dengan usaha untuk memenuhi semua tujuan sehingga fokus pembahasan dipersempit
pada tujuan organisasional supaya dapat merefleksikan perhatian kita pada
perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan. Pada prosesnya, orang akan berusaha
memenuhi berbagai macam kebutuhannya, kebutuhan yang tidak terpenuhi
menyebabkan orang akan mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu orang memilih suatu
tindakan, maka terjadilah perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan. Dalam
batasan tersebut terdapat tiga elemen kunci yaitu:
1.
Usaha adalah
suatu tindakan dalam pencapaian tujuan.
2.
Kebutuhan adalah
kekurangan yang dirasakan pada suatu waktu tertentu.
3.
Tujuan adalah
suatu hasil yang dicari karyawan yang dipandang sebagai kekuatan yang menarik
orang berperilaku dalam pencapaian tujuan yang diinginkan sehingga dapat
mengurangi kebutuhan yang belum terpenu
Proses motivasi pola awal ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Proses
motivasi pola awal
Teori motivasi dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
1.
Teori Kepuasan (content Theory)
Memusatkan
perhatian pada faktor-faktor dalam diri individu yang menggerakkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Mereka mencoba menentukan
kebutuhan khusus yang memotivasi orang.
2.
Teori Proses
Menguraikan dan menganslisis bagaimana perilaku itu
digerakkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan.
Sikap
Sikap adalah faktor penentu perilaku
karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi.
Sikap dalam organisasi melalui
pengalaman dan menimbulkan pengaruh tertentu terhadap perilaku seseorang.empat
implikasi tertentu terhadap manajer, yaitu:
1.
Sikap dipelajari,
2.
Sikap menentukan kecenderungan orang terhadap segi
tertentu,
3.
Sikap memberikan emosional bagi hubungan antar pribadi
seseorang dan pengenalannya terhadap orang lain,
4.
Sikap diorganisasi dan dekat dengan inti kepribadian
Sikap adalah bagian yang hakiki dari
kepribadian seseorang. Salah satu teori menyatakan bahwa “mencari kesesuaian
antara keyakinan dengan perasaaan terhadap objek”, dan mengemukakan bahwa
perubahan sikap tergantung pada perubahan persaanatau keyakinan. Teori itupun
mengasumsikan bahwa orang mempunyai sikap yang terstruktur yang tersusun dari
berbagai komponen afektif dan kognitif. Pertalian dari komponen tersebut
berarti bahwa perubahan pasdu satu komponen menggerakkan perubahan pada
komponen lain. Jika komponen ini tidak sesuai dengan yang bersangkutan, maka
akan timbul ketidakstabilan. Ketidakstabilan dapat dikoreksi oleh:
1.
Peningkatan dari pesan yang dimaksud untuk memengaruhi
sikap,
2.
Pemecahan atau fragmentasi sikap, atau
3.
Penerimaan ketidak konsistenan sehingga terbentuk sikap
baru.
Teori tersebut mengemukakan bahwa: afeksi, kognisi, dan
perilaku menentukan sikap, dan selajutnya sikap menentukan afeksi, kognisi, dan
perilaku. Afeksi, komponen emosional atau perasaan dan sikap dipelajari dar
orang tua, guru, dan teman dalam kelompok. Komponen kognitif sikap terdiri atas
persepsi, pendapat, dan keyakinan seseorang. Hal ini menunjukkan proses
berpikir dengan penekanan khusus pafa rasionalitas dan logika. Komponen dari
suatu sikap berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap
seseorang atau sesuatu dengan dengan cara yang ramah, hangat, agresif,
bermusuhan, apatis, atau dengan sesuatu dengan cara lain. Tiga komponen sikap
yang berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan sepert desain kerja, kebijaksanaan
perusahaan, dan tunjangan. Stimulus tersebut menghasilkan pembentukan sikap
yang berefek pengakuan atau perilaku.
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau
peristiwa[1]. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu[
Komponen utama sikap
Sikap mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan,
dan perilaku.[2]
Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan
sebuah pernyataan evaluatif.[2] Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari
sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah
sikap -komponen afektifnya.[2] Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan
dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak
menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas."[2]
Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku[2]. Komponen
perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam
cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.[2].
[sunting]
Perilaku mengikuti sikap
Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang
sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian.[3]
Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan
sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan
perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit.[3] Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan
memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa
ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.[4]
[sunting]
Sikap kerja utama
[sunting]
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan
seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya.
:))[1]
[sunting]
Keterlibatan pekerjaan
Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat di mana seseorang
memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan
menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri.[1]
[sunting]
Komitmen organisasional
Komitmen organisasional adalah tingkat di mana seseorang
memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu.[1] Tiga dimensi terpisah
komitmen organisasional adalah:[5]
Komitmen Afektif
Komitemn Berkelanjutan
Komitmen Normatif
http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap
Nilai
Nilai
adalah Keyakinan dasar bahwa suatu modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi
yang khas, lebih dapat disukai secara pribadi atau sosial daripada modus
perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang berlawanan atau kebalikannya
Sistem
Nilai adalah Suatu hirarki yang didasarkan pada suatu peringkat nilai-nilai
seorang individu dalam hal intensitasnya
Pentingnya
Nilai Sebagai dasar untuk memahami sikap & motivasi . Nilai berpengaruh terhadap persepsi
Sumber
Sistem Nilai Genetik , Pengaruh lingkungan
(http://repository.binus.ac.id/content/J0192/J019293892.ppt)
Nilai terjadi jika kegiatan antar pribadi manajer
melibatkannya dalam suatu pertentangan dengan nilai yang berbeda atau sangat
berlawanan
Kepuasan
Kerja
Definisi/pengertian dari kepuasan kerja
Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the
favorableness or unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja
berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam
bekerja
Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the
way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja
adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri
pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan
pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan
struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya
antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Taufik Noor Hidayat (104263213) : Keadaan emosional yang
menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam
sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya.
Angga
Leo : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi
dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai;
merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan
imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah
pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua
dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu
anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang
dimiliki oleh pegawai.
Kepuasan kerja dalah sikap yang dikembangkan oleh para
karyawan sepanjang waktu mengenai berbagai segi pekerjaan. seperti upah, gaya
penyeliaan, dan rekan sekerja. Lima karakteristik kepuasan kerja:
1.
Upah adalah jumlah yang diterima dan dianggap menarik/
wajar
2.
Pekerjaan adalah keadaan dimana tugas pekerjaan dianggap
menarik, memberikan kesempatan untuk belajar dan bertanggung jawab.
3.
Kesempatan promosi adalah tersedianya kesempatan untuk
maju
4.
Penyelia adalah kemampuan penyelia untuk menunjukkan
minat dan perhatian terhadap karyawan
5.
Rekan kerja adalah dimana rekan sekerja menunjukkan sikap
bersahabat dan mendorong.
Masalah yang diperdebatkan dan berlawanan dalam kepuasan
kerja adalah berhubungan dengan prestasi kerja. Terdapat tiga pandangan yaitu:
1.
Kepuasan menimbulkan prestasi
2.
Prestasi menimbulkan kepuasan
3.
Adanya unsur imbalan, tetapi tidak ada hubungan yang
kuat.
Dari sudut pandang praktis para manajer menghendaki
mempunyai karyawan yang puas dan produktivitasnya tinggi, untuk itu diperlukan
usaha dan kepuasan yang jelas dari para manajer itu sendiri.
Ketiga pandangan tersebut dapat digambarkan berikut:
MENYABAKAN
KEPUASAN KERJA
PRESTASI KERJA