KARAKTERISTIK
KOMPETITIF
Pocari
Sweat terus berkembang. Hal inilah yang mengundang pesaing untuk terjun
menikmati minuman isotonic. Salahsatunya adalah produksi Danone-Aqua yang
muncul dengan nama Mizone. Sedangkan lainnya, Vita Zone walaupun mengusung nama
produsen Sun Green, namun ternyata adalah produksi salahsatu produsen lokal
terkemuka juga. Sedangkan jauh sebelum kemunculan Zporto, sebenarnya telah
cukup banyak produsen lain yang juga berusaha untuk merebut dominasi pasar
minuman isotonik dari tangan Pocari Sweat. Hal ini dipicu karena keberhasilan
Pocari Sweat yang dari tahun ke tahun dengan tekun berusaha menimbulkan animo
positif pasar Indonesia untuk minuman jenis ini. Padahal dulu sebelum Pocari
Sweat masuk, Gatorade sudah lebih dahulu patah arang dan kabur meninggalkan
pasar Indonesia.
Keunggulan minuman isotonik terletak pada kemampuan dalam menggantikan cairan tubuh secara efektif, sehingga secara tak langsung membantu kepada proses pemulihan tubuh dari kondisi sakit.
langkah
yang dilakukan para pesaing Pocari Sweat dalam merebut pasa adalah Secara umum,
para pesaing ini memang memiliki keunggulannya masing-masing. Produsen minuman
Nutrisari misalnya, menawarkan minuman isotonik Fresh Up berbentuk serbuk siap
seduh, dengan harga yang hanya sepertiga dari Pocari Sweat. Zporto, menampilkan
dizain yang menarik, dengan harga sedikit lebih rendah dari Pocari Sweat, dan
isi lebih banyak sekitar 20%. Sedangkan baik Vita Zone maupun Mizone,
menawarkan isi yang lebih banyak sekitar 50% dari Pocari Sweat, dengan harga
Mizone yang sedikit lebih mahal dibandingkan Vita Zone, namun walaupun demikian
keduanya masih tetap lebih murah dibandingkan Zporto. Hal ini terjadi, agaknya
karena Zporto masih tetap membawa keunggulan kakaknya dalam dirinya; Vit. C
kadar tinggi.
Dari
segi rasa, Zportolah yang menawarkan rasa yang paling berbeda dibanding merk
lainnya. Pada Zporto, rasa logam dan karakter rasa mirip air kelapa yang lazim
dari minuman isotonik, masih dicampur lagi dengan aroma jeruk citrun, serta
sedikit karbonasi. Hasil akhirnya, kaya rasa Walau mungkin kurang segar jika
dikonsumsi tidak dalam keadaan dingin. karena karakter rasanya mirip minuman
jus yang sudah kadaluarsa. Vita Zone merupakan cangkokan Pocari Sweat yang
paling mirip, dengan kesamaan rasa sekitar 97%, perbedaan pada Vita Zone
hanyalah pada adanya jejak rasa pedas-dingin mint, yang sedang lazim pula
dilakukan oleh para produsen minuman ringan terkemuka. Mizone memiliki karakter
rasa yang mirip Pocari Sweat, hanya saja dengan rasa buah Markisa (Passion
Fruit) yang cukup kentara, dan rasa logam yang tak terlalu pekat. Sedangkan
Fresh Up, cenderung memiliki rasa yang paling lemah karena hanya beraromakan
sekilas rasa lemon… apalagi jika kita menambahkan terlalu banyak air.
Namun
demikian meskipun banyak pesaing bermunculan, Pocari Sweat saat ini tetap masih
menjadi pemimpin pasar. Sebagai pioner, Pocari Sweat telah menjadi rujukan
kalangan medis sebagai minuman yang membantu proses penyembuhan. Beberapa waktu
lalu Majalah MIX Marketing Xtra mendapat undangan khusus dari Manajemen PT
Amerta Indah Otsuka (AIO) untuk berkunjung ke pabrik Pocari Sweat di Sukabumi.
Beruntunglah kami masuk dalam golongan pertama yang mendapat kesempatan untuk
merasakan experiential sebelum pabrik itu dibuka untuk factory visit bagi
masyarakat umum.
Masuk
ke wilayah pabrik, Prayogo, Sales & Marketing Director AIO, dan Pratiwi
Juniarsih, Plant Director, memandu perjalanan kami ke Factory Theatre yang
terletak di lantai tiga. Layaknya di gedung bioskop, di sana kami disuguhi
pemutaran film mengenai sejarah PT AOI, Otsuka dan profil produk minuman
isotonik tersebut. Dari jendela ruangan ini pula kami bisa mendapatkan
pemandangan tampak atas suasana pabrik berlatar panorama Gunung Salak.
Usai pemutaran film, perjalanan dilanjutkan ke jantung pabrik untuk menyaksikan kegiatan produksi Pocari Sweat. Suasananya terasa seperti berada di Sea World Ancol. Proses produksi—mulai dari pencampuran bahan baku sampai pengemasannya—bisa disaksikan melalui jendela kaca yang sekaligus berfungsi sebagai pagar sepanjang lorong. Siapa pun yang ikut dalam perjalanan seperti ini, tanpa dijelaskan pun akan percaya mengenai higienitas produk.pocari Sweat yang ingin memberi tahu kepada konsumen bahwa Otsuka people creating new product for better health worldwide
Usai pemutaran film, perjalanan dilanjutkan ke jantung pabrik untuk menyaksikan kegiatan produksi Pocari Sweat. Suasananya terasa seperti berada di Sea World Ancol. Proses produksi—mulai dari pencampuran bahan baku sampai pengemasannya—bisa disaksikan melalui jendela kaca yang sekaligus berfungsi sebagai pagar sepanjang lorong. Siapa pun yang ikut dalam perjalanan seperti ini, tanpa dijelaskan pun akan percaya mengenai higienitas produk.pocari Sweat yang ingin memberi tahu kepada konsumen bahwa Otsuka people creating new product for better health worldwide
Pocari
Sweat, rencana kegiatan below the line (BTL) yang dinamakan open factory
seperti ini akan dibuka untuk umum dengan mengundang berbagai lapisan
masyarakat yang menjadi target market. Misalnya anak-anak sekolah saat ini
sudah dimulai dari sekolah yang berada di sekitar pabrik, ibu rumah tangga,
bahkan para profesional. Lebih detail Prayogo menjelaskan konsep aktivitas
tersebut, di mana pabrik digunakan sebagai alat untuk mengedukasi konsumen.
Saat
ini pabrik pun bisa digunakan sebagai alat untuk mengedukasi konsumen.
Aktivitas yang diselenggarakan oleh divisi plan/factory tersebut sekaligus
menjadi penjelasan bahwa seluruh divisi yang ada di Otsuka memiliki tanggung
jawab untuk meningkatkan brand image Pocari. Jadi tidak hanya diserahkan kepada
divisi marketing dan sales saja.
Secara
fisik, perubahan bangunan menjadi berkonsep open factory direalisasikan sejak
Agustus 2007. Bersamaan dengan itu mereka juga membangun pabrik baru untuk
meningkatkan kapasitas produksi dari kemampuan saat ini sebesar 250 ribu botol
per jam. Menelan biaya investasi lebih dari Rp100 miliar, fasilitas tersebut
direncanakan akan mulai beroperasi awal semester II 2008. Selain penambahan kapasitas
produksi, pabrik baru itu juga dilengkapi dengan fasilitas produksi PET
(minuman kemasan botol) yang diperkirakan akan memerlukan investasi tambahan
sekitar Rp 30 miliar.
Rencana
Pocari untuk meningkatkan kapasitas produksi kemasan PET ini mau tak mau
mengingatkan pada strategi Mizone, sang challenger. Beberapa kalangan pemasar
menilai, salah satu kunci keberhasilan merek keluaran Danone tersebut adalah
pemilihan bentuk packaging Selain memungkinkan dijual dengan harga lebih murah,
kemasan botol PET memungkinkan Mizone bisa membidik segmen yang lebih luas
yaitu konsumen AMDK (air minum dalam kemasan).
By
the way, menurut Pratiwi, pembangunan berbagai fasilitas produksi Pocari
tersebut dimaksudkan untuk merespon perkembangan pasar isotonik yang setiap
tahunnya tumbuh sekitar 10%. Mengutip data Euromonitor, Prayogo menyebut market
size industri minuman secara all out tahun ini sebesar Rp 30 triliun.
Pertumbuhan
Pocari Sweat sendiri, selama 2006-2007 berhasil melampaui rata-rata industrinya
dengan pencapaian sebesar 31,6%.. Dengan kondisi tersebut, Prayogo mengklaim
Pocari saat ini berada di posisi market leader dengan market share sekitar 50%.
Angka ini tentu masih bisa diperdebatkan karena Mizone pun mengklaim dirinya
sebagai pemimpin pasar. Begitu pun Prayogo optimistis target penjualan sebesar
380 juta kaleng pada akhir 2008 (dalam value sebesar Rp 21 triliun), bahkan 500
juta kaleng pada 2009-2010 akan tercapai.
Yang jelas, persaingan pasar isotonik memang makin riuh akhir-akhir ini. Pasar yang semula didominasi perlombaan seru antara Pocari, sang pioneer, dengan Mizone, sang penantang, makin sengit setelah Revive dari 7-Up ikut nimbrung. Dan boleh saja Pocari mengatakan bahwa makin banyak kompetitor justru memberi peluang untuk bersama-sama membesarkan pasar. Namun di sisi lain Prayogo mengakui, kondisi itu juga makin memperbesar orientasi konsumen sehingga mereka makin selektif. Artinya kemungkinan konsumen melakukan switching produk pun makin besar. Ini berarti juga selain memiliki peluang untuk mendapatkan new customer, bisa saja pasar Pocari akan makin tergerus oleh pemain lain kalau tidak pintar-pintar bermain.
Yang jelas, persaingan pasar isotonik memang makin riuh akhir-akhir ini. Pasar yang semula didominasi perlombaan seru antara Pocari, sang pioneer, dengan Mizone, sang penantang, makin sengit setelah Revive dari 7-Up ikut nimbrung. Dan boleh saja Pocari mengatakan bahwa makin banyak kompetitor justru memberi peluang untuk bersama-sama membesarkan pasar. Namun di sisi lain Prayogo mengakui, kondisi itu juga makin memperbesar orientasi konsumen sehingga mereka makin selektif. Artinya kemungkinan konsumen melakukan switching produk pun makin besar. Ini berarti juga selain memiliki peluang untuk mendapatkan new customer, bisa saja pasar Pocari akan makin tergerus oleh pemain lain kalau tidak pintar-pintar bermain.
Maka
tidak mengherankan kalau Pocari pun memutuskan untuk bermain lebih agresif
setelah selama satu dasawarsa lebih banyak bersikap low profile. Selain rencana
open factory yang diharapkan memancing emotional bonding untuk memupuk
kecintaan terhadap produk, secara regular mereka juga melakukan brand
activation yang diberi nama Pocari Sweat Conference. Di sana para ahli
kesehatan dan pakar industri minuman diundang untuk mendapatkan penjelasan
mengenai keamanan dan manfaat produk terhadap kesehatan.
Dengan berbagai aktivitas relationshiop tersebut, saat kompetitor mengepung, diharapkan konsumen sudah tidak punya alasan untuk pindah ke lain hati.
Dengan berbagai aktivitas relationshiop tersebut, saat kompetitor mengepung, diharapkan konsumen sudah tidak punya alasan untuk pindah ke lain hati.
KARAKTERISTIK
KOMPETITIF
Pocari
Sweat terus berkembang. Hal inilah yang mengundang pesaing untuk terjun
menikmati minuman isotonic. Salahsatunya adalah produksi Danone-Aqua yang
muncul dengan nama Mizone. Sedangkan lainnya, Vita Zone walaupun mengusung nama
produsen Sun Green, namun ternyata adalah produksi salahsatu produsen lokal
terkemuka juga. Sedangkan jauh sebelum kemunculan Zporto, sebenarnya telah
cukup banyak produsen lain yang juga berusaha untuk merebut dominasi pasar
minuman isotonik dari tangan Pocari Sweat. Hal ini dipicu karena keberhasilan
Pocari Sweat yang dari tahun ke tahun dengan tekun berusaha menimbulkan animo
positif pasar Indonesia untuk minuman jenis ini. Padahal dulu sebelum Pocari
Sweat masuk, Gatorade sudah lebih dahulu patah arang dan kabur meninggalkan
pasar Indonesia.
Keunggulan
minuman isotonik terletak pada kemampuan dalam menggantikan cairan tubuh secara
efektif, sehingga secara tak langsung membantu kepada proses pemulihan tubuh
dari kondisi sakit.
langkah
yang dilakukan para pesaing Pocari Sweat dalam merebut pasa adalah Secara umum,
para pesaing ini memang memiliki keunggulannya masing-masing. Produsen minuman
Nutrisari misalnya, menawarkan minuman isotonik Fresh Up berbentuk serbuk siap
seduh, dengan harga yang hanya sepertiga dari Pocari Sweat. Zporto, menampilkan
dizain yang menarik, dengan harga sedikit lebih rendah dari Pocari Sweat, dan
isi lebih banyak sekitar 20%. Sedangkan baik Vita Zone maupun Mizone,
menawarkan isi yang lebih banyak sekitar 50% dari Pocari Sweat, dengan harga
Mizone yang sedikit lebih mahal dibandingkan Vita Zone, namun walaupun demikian
keduanya masih tetap lebih murah dibandingkan Zporto. Hal ini terjadi, agaknya
karena Zporto masih tetap membawa keunggulan kakaknya dalam dirinya; Vit. C
kadar tinggi.
Dari
segi rasa, Zportolah yang menawarkan rasa yang paling berbeda dibanding merk
lainnya. Pada Zporto, rasa logam dan karakter rasa mirip air kelapa yang lazim
dari minuman isotonik, masih dicampur lagi dengan aroma jeruk citrun, serta
sedikit karbonasi. Hasil akhirnya, kaya rasa Walau mungkin kurang segar jika
dikonsumsi tidak dalam keadaan dingin. karena karakter rasanya mirip minuman
jus yang sudah kadaluarsa. Vita Zone merupakan cangkokan Pocari Sweat yang
paling mirip, dengan kesamaan rasa sekitar 97%, perbedaan pada Vita Zone
hanyalah pada adanya jejak rasa pedas-dingin mint, yang sedang lazim pula
dilakukan oleh para produsen minuman ringan terkemuka. Mizone memiliki karakter
rasa yang mirip Pocari Sweat, hanya saja dengan rasa buah Markisa (Passion
Fruit) yang cukup kentara, dan rasa logam yang tak terlalu pekat. Sedangkan
Fresh Up, cenderung memiliki rasa yang paling lemah karena hanya beraromakan
sekilas rasa lemon… apalagi jika kita menambahkan terlalu banyak air.
Namun
demikian meskipun banyak pesaing bermunculan, Pocari Sweat saat ini tetap masih
menjadi pemimpin pasar. Sebagai pioner, Pocari Sweat telah menjadi rujukan
kalangan medis sebagai minuman yang membantu proses penyembuhan. Beberapa waktu
lalu Majalah MIX Marketing Xtra mendapat undangan khusus dari Manajemen PT
Amerta Indah Otsuka (AIO) untuk berkunjung ke pabrik Pocari Sweat di Sukabumi.
Beruntunglah kami masuk dalam golongan pertama yang mendapat kesempatan untuk
merasakan experiential sebelum pabrik itu dibuka untuk factory visit bagi
masyarakat umum.
Masuk
ke wilayah pabrik, Prayogo, Sales & Marketing Director AIO, dan Pratiwi
Juniarsih, Plant Director, memandu perjalanan kami ke Factory Theatre yang
terletak di lantai tiga. Layaknya di gedung bioskop, di sana kami disuguhi
pemutaran film mengenai sejarah PT AOI, Otsuka dan profil produk minuman
isotonik tersebut. Dari jendela ruangan ini pula kami bisa mendapatkan
pemandangan tampak atas suasana pabrik berlatar panorama Gunung Salak.
Usai pemutaran film, perjalanan dilanjutkan ke jantung pabrik untuk menyaksikan kegiatan produksi Pocari Sweat. Suasananya terasa seperti berada di Sea World Ancol. Proses produksi—mulai dari pencampuran bahan baku sampai pengemasannya—bisa disaksikan melalui jendela kaca yang sekaligus berfungsi sebagai pagar sepanjang lorong. Siapa pun yang ikut dalam perjalanan seperti ini, tanpa dijelaskan pun akan percaya mengenai higienitas produk.
pocari Sweat yang ingin memberi tahu kepada konsumen bahwa Otsuka people creating new product for better health worldwide
Usai pemutaran film, perjalanan dilanjutkan ke jantung pabrik untuk menyaksikan kegiatan produksi Pocari Sweat. Suasananya terasa seperti berada di Sea World Ancol. Proses produksi—mulai dari pencampuran bahan baku sampai pengemasannya—bisa disaksikan melalui jendela kaca yang sekaligus berfungsi sebagai pagar sepanjang lorong. Siapa pun yang ikut dalam perjalanan seperti ini, tanpa dijelaskan pun akan percaya mengenai higienitas produk.
pocari Sweat yang ingin memberi tahu kepada konsumen bahwa Otsuka people creating new product for better health worldwide
Pocari
Sweat, rencana kegiatan below the line (BTL) yang dinamakan open factory
seperti ini akan dibuka untuk umum dengan mengundang berbagai lapisan
masyarakat yang menjadi target market. Misalnya anak-anak sekolah saat ini
sudah dimulai dari sekolah yang berada di sekitar pabrik, ibu rumah tangga,
bahkan para profesional. Lebih detail Prayogo menjelaskan konsep aktivitas
tersebut, di mana pabrik digunakan sebagai alat untuk mengedukasi konsumen.
Saat
ini pabrik pun bisa digunakan sebagai alat untuk mengedukasi konsumen.
Aktivitas yang diselenggarakan oleh divisi plan/factory tersebut sekaligus
menjadi penjelasan bahwa seluruh divisi yang ada di Otsuka memiliki tanggung
jawab untuk meningkatkan brand image Pocari. Jadi tidak hanya diserahkan kepada
divisi marketing dan sales saja.
Secara fisik, perubahan bangunan menjadi berkonsep open factory direalisasikan sejak Agustus 2007. Bersamaan dengan itu mereka juga membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dari kemampuan saat ini sebesar 250 ribu botol per jam. Menelan biaya investasi lebih dari Rp100 miliar, fasilitas tersebut direncanakan akan mulai beroperasi awal semester II 2008. Selain penambahan kapasitas produksi, pabrik baru itu juga dilengkapi dengan fasilitas produksi PET (minuman kemasan botol) yang diperkirakan akan memerlukan investasi tambahan sekitar Rp 30 miliar.
Secara fisik, perubahan bangunan menjadi berkonsep open factory direalisasikan sejak Agustus 2007. Bersamaan dengan itu mereka juga membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dari kemampuan saat ini sebesar 250 ribu botol per jam. Menelan biaya investasi lebih dari Rp100 miliar, fasilitas tersebut direncanakan akan mulai beroperasi awal semester II 2008. Selain penambahan kapasitas produksi, pabrik baru itu juga dilengkapi dengan fasilitas produksi PET (minuman kemasan botol) yang diperkirakan akan memerlukan investasi tambahan sekitar Rp 30 miliar.
Rencana
Pocari untuk meningkatkan kapasitas produksi kemasan PET ini mau tak mau
mengingatkan pada strategi Mizone, sang challenger. Beberapa kalangan pemasar
menilai, salah satu kunci keberhasilan merek keluaran Danone tersebut adalah
pemilihan bentuk packaging Selain memungkinkan dijual dengan harga lebih murah,
kemasan botol PET memungkinkan Mizone bisa membidik segmen yang lebih luas yaitu
konsumen AMDK (air minum dalam kemasan).
By
the way, menurut Pratiwi, pembangunan berbagai fasilitas produksi Pocari
tersebut dimaksudkan untuk merespon perkembangan pasar isotonik yang setiap
tahunnya tumbuh sekitar 10%. Mengutip data Euromonitor, Prayogo menyebut market
size industri minuman secara all out tahun ini sebesar Rp 30 triliun.
Pertumbuhan
Pocari Sweat sendiri, selama 2006-2007 berhasil melampaui rata-rata industrinya
dengan pencapaian sebesar 31,6%.. Dengan kondisi tersebut, Prayogo mengklaim
Pocari saat ini berada di posisi market leader dengan market share sekitar 50%.
Angka ini tentu masih bisa diperdebatkan karena Mizone pun mengklaim dirinya
sebagai pemimpin pasar. Begitu pun Prayogo optimistis target penjualan sebesar
380 juta kaleng pada akhir 2008 (dalam value sebesar Rp 21 triliun), bahkan 500
juta kaleng pada 2009-2010 akan tercapai.
Yang jelas, persaingan pasar isotonik memang makin riuh akhir-akhir ini. Pasar yang semula didominasi perlombaan seru antara Pocari, sang pioneer, dengan Mizone, sang penantang, makin sengit setelah Revive dari 7-Up ikut nimbrung. Dan boleh saja Pocari mengatakan bahwa makin banyak kompetitor justru memberi peluang untuk bersama-sama membesarkan pasar. Namun di sisi lain Prayogo mengakui, kondisi itu juga makin memperbesar orientasi konsumen sehingga mereka makin selektif. Artinya kemungkinan konsumen melakukan switching produk pun makin besar. Ini berarti juga selain memiliki peluang untuk mendapatkan new customer, bisa saja pasar Pocari akan makin tergerus oleh pemain lain kalau tidak pintar-pintar bermain.
Yang jelas, persaingan pasar isotonik memang makin riuh akhir-akhir ini. Pasar yang semula didominasi perlombaan seru antara Pocari, sang pioneer, dengan Mizone, sang penantang, makin sengit setelah Revive dari 7-Up ikut nimbrung. Dan boleh saja Pocari mengatakan bahwa makin banyak kompetitor justru memberi peluang untuk bersama-sama membesarkan pasar. Namun di sisi lain Prayogo mengakui, kondisi itu juga makin memperbesar orientasi konsumen sehingga mereka makin selektif. Artinya kemungkinan konsumen melakukan switching produk pun makin besar. Ini berarti juga selain memiliki peluang untuk mendapatkan new customer, bisa saja pasar Pocari akan makin tergerus oleh pemain lain kalau tidak pintar-pintar bermain.
Maka
tidak mengherankan kalau Pocari pun memutuskan untuk bermain lebih agresif
setelah selama satu dasawarsa lebih banyak bersikap low profile. Selain rencana
open factory yang diharapkan memancing emotional bonding untuk memupuk
kecintaan terhadap produk, secara regular mereka juga melakukan brand
activation yang diberi nama Pocari Sweat Conference. Di sana para ahli
kesehatan dan pakar industri minuman diundang untuk mendapatkan penjelasan mengenai
keamanan dan manfaat produk terhadap kesehatan.
Dengan berbagai aktivitas relationshiop tersebut, saat kompetitor mengepung, diharapkan konsumen sudah tidak punya alasan untuk pindah ke lain hati.
Dengan berbagai aktivitas relationshiop tersebut, saat kompetitor mengepung, diharapkan konsumen sudah tidak punya alasan untuk pindah ke lain hati.