INDRI PRATIWI 1203110147 ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS TELKOM

Saturday, May 11, 2013

Teori Motivasi




Teori Motivasi
Pengertian motivasi
Finch dan McGough (1982:70)
            Salah satu keberhasilan kepemimpinan dalam pendidikan adalah motivasi kerja personil. Dalam hal ini, yang paling menentukan adalah tindakan pimpinan,  karena setiap pimpinan memiliki peluang untuk menciptakan iklim yang dipimpinnya lebih kondusif.
Greenberg dan Baron (1993 : 114)
Motivasi adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia ke arah pencapaian suatu tujuan.
Hanson (1997 : 142)
Mengemukakan bahwa “Content Theories of Motivation”  beranggapan bahwa segala sesuatu yang ada di dalam diri manusia membentuk manusia “an inner state that energizes, activate or moves, and that directs or channels behaviour toward goals. Contents theories are based on the notion that things within us generate motivation”.
Hersay dan Blanchard (1993: 57)
Berpendapat bahwa “ motivation is will to do or the whys of behaviour”.
*Daftar pustaka buku “Perilaku Organisasi” pengarang DR. Yayat Hayati Djatmiko
Motivasi secara umum berkaitan dengan usaha untuk memenuhi semua tujuan sehingga fokus pembahasan dipersempit pada tujuan organisasional supaya dapat merefleksikan perhatian kita pada perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan. Pada prosesnya, orang akan berusaha memenuhi berbagai macam kebutuhannya, kebutuhan yang tidak terpenuhi menyebabkan orang akan mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu orang memilih suatu tindakan, maka terjadilah perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan. Dalam batasan tersebut terdapat tiga elemen kunci yaitu:
1.    Usaha adalah suatu tindakan dalam pencapaian tujuan.
2.    Kebutuhan adalah kekurangan yang dirasakan pada suatu waktu tertentu.
3.    Tujuan adalah suatu hasil yang dicari karyawan yang dipandang sebagai kekuatan yang menarik orang berperilaku dalam pencapaian tujuan yang diinginkan sehingga dapat mengurangi kebutuhan yang belum terpenu


Proses motivasi pola awal ini dapat digambarkan sebagai berikut:








Rounded Rectangle: I. KEBUTUHAN YANG TIDAK TERPENUHI






 


Rounded Rectangle: VI. KARYAWAN MENILAI  KEMBALI KEBUTUHAN YANG TERPENUHI

Rounded Rectangle: II. PENCARIAN JALAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN                

Oval: KARYAWAN











Gambar 1. Proses motivasi pola awal

Teori motivasi dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
1.    Teori Kepuasan (content Theory)
Memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri individu yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Mereka mencoba menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang.

2.    Teori Proses
Menguraikan dan menganslisis bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan.

Sikap
Sikap adalah faktor penentu perilaku karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi.
Sikap dalam organisasi melalui pengalaman dan menimbulkan pengaruh tertentu terhadap perilaku seseorang.empat implikasi tertentu terhadap manajer, yaitu:
1.    Sikap dipelajari,
2.    Sikap menentukan kecenderungan orang terhadap segi tertentu,
3.    Sikap memberikan emosional bagi hubungan antar pribadi seseorang dan pengenalannya terhadap orang lain,
4.    Sikap diorganisasi dan dekat dengan inti kepribadian
Sikap adalah bagian yang hakiki dari kepribadian seseorang. Salah satu teori menyatakan bahwa “mencari kesesuaian antara keyakinan dengan perasaaan terhadap objek”, dan mengemukakan bahwa perubahan sikap tergantung pada perubahan persaanatau keyakinan. Teori itupun mengasumsikan bahwa orang mempunyai sikap yang terstruktur yang tersusun dari berbagai komponen afektif dan kognitif. Pertalian dari komponen tersebut berarti bahwa perubahan pasdu satu komponen menggerakkan perubahan pada komponen lain. Jika komponen ini tidak sesuai dengan yang bersangkutan, maka akan timbul ketidakstabilan. Ketidakstabilan dapat dikoreksi oleh:
1.    Peningkatan dari pesan yang dimaksud untuk memengaruhi sikap,
2.    Pemecahan atau fragmentasi sikap, atau
3.    Penerimaan ketidak konsistenan sehingga terbentuk sikap baru.
Teori tersebut mengemukakan bahwa: afeksi, kognisi, dan perilaku menentukan sikap, dan selajutnya sikap menentukan afeksi, kognisi, dan perilaku. Afeksi, komponen emosional atau perasaan dan sikap dipelajari dar orang tua, guru, dan teman dalam kelompok. Komponen kognitif sikap terdiri atas persepsi, pendapat, dan keyakinan seseorang. Hal ini menunjukkan proses berpikir dengan penekanan khusus pafa rasionalitas dan logika. Komponen dari suatu sikap berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap seseorang atau sesuatu dengan dengan cara yang ramah, hangat, agresif, bermusuhan, apatis, atau dengan sesuatu dengan cara lain. Tiga komponen sikap yang berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan sepert desain kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan tunjangan. Stimulus tersebut menghasilkan pembentukan sikap yang berefek pengakuan atau perilaku.
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa[1]. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu[
Komponen utama sikap

Sikap mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan, dan perilaku.[2]

Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan sebuah pernyataan evaluatif.[2] Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap -komponen afektifnya.[2] Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas."[2] Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku[2]. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.[2].
[sunting]
Perilaku mengikuti sikap

Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian.[3] Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit.[3] Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.[4]
[sunting]
Sikap kerja utama
[sunting]
Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya. :))[1]
[sunting]
Keterlibatan pekerjaan

Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri.[1]
[sunting]
Komitmen organisasional

Komitmen organisasional adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu.[1] Tiga dimensi terpisah komitmen organisasional adalah:[5]
Komitmen Afektif
Komitemn Berkelanjutan
Komitmen Normatif
http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap


Nilai
Nilai adalah Keyakinan dasar bahwa suatu modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang khas, lebih dapat disukai secara pribadi atau sosial daripada modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang berlawanan atau kebalikannya
Sistem Nilai adalah Suatu hirarki yang didasarkan pada suatu peringkat nilai-nilai seorang individu dalam hal intensitasnya
Pentingnya Nilai Sebagai dasar untuk memahami sikap & motivasi . Nilai berpengaruh terhadap persepsi
Sumber Sistem Nilai Genetik , Pengaruh lingkungan
(http://repository.binus.ac.id/content/J0192/J019293892.ppt)


Nilai terjadi jika kegiatan antar pribadi manajer melibatkannya dalam suatu pertentangan dengan nilai yang berbeda atau sangat berlawanan

Kepuasan Kerja
Definisi/pengertian dari kepuasan kerja
Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja
Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Taufik Noor Hidayat (104263213) : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Angga Leo : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.
Kepuasan kerja dalah sikap yang dikembangkan oleh para karyawan sepanjang waktu mengenai berbagai segi pekerjaan. seperti upah, gaya penyeliaan, dan rekan sekerja. Lima karakteristik kepuasan kerja:
1.    Upah adalah jumlah yang diterima dan dianggap menarik/ wajar
2.    Pekerjaan adalah keadaan dimana tugas pekerjaan dianggap menarik, memberikan kesempatan untuk belajar dan bertanggung jawab.
3.    Kesempatan promosi adalah tersedianya kesempatan untuk maju
4.    Penyelia adalah kemampuan penyelia untuk menunjukkan minat dan perhatian terhadap karyawan
5.    Rekan kerja adalah dimana rekan sekerja menunjukkan sikap bersahabat dan mendorong.
Masalah yang diperdebatkan dan berlawanan dalam kepuasan kerja adalah berhubungan dengan prestasi kerja. Terdapat tiga pandangan yaitu:
1.    Kepuasan menimbulkan prestasi
2.    Prestasi menimbulkan kepuasan
3.    Adanya unsur imbalan, tetapi tidak ada hubungan yang kuat.
Dari sudut pandang praktis para manajer menghendaki mempunyai karyawan yang puas dan produktivitasnya tinggi, untuk itu diperlukan usaha dan kepuasan yang jelas dari para manajer itu sendiri.
Ketiga pandangan tersebut dapat digambarkan berikut:
MENYABAKAN
KEPUASAN KERJA                                                                             PRESTASI KERJA