INDRI PRATIWI 1203110147 ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS TELKOM

Saturday, February 14, 2015

Concepts in Enterprise Resource Planning

Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) memungkinkan perusahaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tidak dapat dilakukan dengan baik, jika di semua, tanpa sistem tersebut.
tradisional:
Sistem ERP telah menjadi aplikasi perangkat lunak yang dijalankan pada sistem komputer perusahaan sendiri 
Fokus ERP mengelola transaksi bisnis
 
Teknologi, seperti  radio frequency identification (RFID), meningkatkan jumlah data yang terdapat dalam sistem ERP.
Teknologi Business intelligence yang beralih data dalam sistem ERP menjadi informasi yang berharga.
Cloud computing dan teknologi mobile mengubah dimana data ERP disimpan dan bagaimana itu disampaikan.
 

 Radio Frequency Identification (RFID) Technology
 
teknologi Radio frequency identification
   –Umum dikenal sebagai RFID 
   –Menjadi alat yang semakin efisien untuk penelusuran item melalui rantai suplai
perangkat RFID
  –Dapat dilampirkan ke produk 
  –Sebuah paket kecil (atau label) terdiri dari mikroprosesor dan antena
RFID reader
  –Dapat menentukan lokasi item dengan tag RFID 
  –Memancarkan gelombang radio dan menerima sinyal kembali dari tag 
  –Kadang-kadang disebut sebuah interogator
Advantages of RFID technology:
  –Tidak membutuhkan line-of-sight koneksi 
  –Dapat menahan sebagian tekanan lingkungan
Walmart berada di pergerakan tepi terkemuka untuk mengintegrasikan teknologi RFID ke dalam rantai pasokan
Perusahaan farmasi mengevaluasi penggunaan teknologi RFID
Teknologi RFID sedang digunakan untuk melacak perangkat medis
   –Spectrum Kesehatan Meijer Heart Center menggunakan teknologi RFID 
     untuk melacak stent

  
Business Intelligence/Business Analytics

 
Business intelligence (BI)
  –Juga disebut sebagai business analytics 
  –Berbagai aplikasi berbeda dan teknologi yang digunakan untuk mengekstrak dan
    menganalisis data dalam jumlah besar untuk membantu dalam pengambilan
    keputusan     
 –Termasuk tools data-mining dan tools query
     •Seringkali interaktif dan visual 
 –Telah ada pertumbuhan yang signifikan di pasar BI dalam beberapa tahun terakhir
 



Gambar 1 SAP Business Intelligence (BI) framework


 
Aplikasi analitis dan bisnis intelijen
  –Sets yang sama dari alat analisis data
Aplikasi Analytic
  –Alat analisis data yang diterapkan untuk industri tertentu
Enterprise performance management
  –Konsep pengembangan tujuan strategis bagi organisasi 
  –Mengumpulkan data untuk mengevaluasi bagaimana organisasi berkinerja sehubungan
    dengan tujuan-tujuan tersebut
Tata Kelola, risiko, dan memenuhi kategori 
  –Sekelompok kegiatan difokuskan untuk memastikan organisasi berfungsi secara etis dan
    legal
Data pergudangan
  –Teknologi yang digunakan untuk menyimpan data volume besar yang digunakan dalam
    analisis
Manajemen informasi perusahaan
  –Menjelaskan fungsi bisnis dan teknologi yang mengelola informasi sebagai aset
    perusahaan

In-Memory Computing
Data dalam data warehouse yang disusun sebagai data cubes multidimensi
   –Memungkinkan hubungan data yang akan dianalisis dengan cepat
Dua tantangan utama dengan menggunakan struktur cube multidimensi
   –Tingkat signifikan dari keahlian teknis yang dibutuhkan untuk membangun sebuah cube 
   –Sebuah kubus multidimensi tentu membatasi bagaimana data dapat dianalisis
Mengakses data dari memori jauh lebih cepat daripada mengakses data dari hard disk
Alasan mengapa data warehouse menggunakan memori hard dis, kapasitas penyimpanan
  –Hard disk dapat menyimpan seribu kali lebih banyak data dari memori dengan biaya yang
    sebanding
Kompresi data yang diberikan oleh penyimpanan kolom
  –Memungkinkan untuk menyimpan data volume besar in-memori tanpa agregasi 
  –cubes multidimensi tidak diperlukan
Kedua SAP dan Oracle in-memori solusi yang dirancang untuk menganalisa "big data“
Data besar
  –Sejumlah data besar yang sekarang tersedia digunakan untuk BI dari semua sumber
    yang tersedia, termasuk: 
Sistem ERP, situs web, database perusahaan, penelitian ilmiah, Twitter, dan aplikasi
  jejaring sosial lainnya
Analisis BI adalah prioritas teknologi utama para CIO di 2012
  Mobile Computing
Meningkatnya penggunaan smartphone, komputer tablet, dan perangkat komputasi mobile
  lainnya
Aplikasi mobile perlu dikembangkan untuk berbagai jenis smartphone, dengan sistem
 operasi yang berbeda
Perusahaan perlu membuat banyak keputusan tentang penggunaan perangkat mobile oleh
 karyawan
Perangkat mobile menyediakan pengguna dengan informasi dan juga dapat menjadi
 sumber informasi
 

 From Internet-Enabled to Cloud Computing
Cloud computing
  –Pengiriman produk software untuk pengguna melalui Internet 
  –Pengguna biasanya mengakses produk cloud melalui browser Web atau (yang berarti kecil dan sederhana) aplikasi ringan untuk komputer atau perangkat mobile
Cloud computing bukanlah konsep yang sama sekali baru
  –Ini merupakan tahap terakhir dari perkembangan komputasi dan Internet

 SAP and the Internet
1996: SAP memperkenalkan strategi Internet bersama dengan Microsoft
Internet Transaction Server (ITS)
  –Sebuah server berbasis sistem software yang memungkinkan komunikasi yang efisien
    antara sistem SAP ERP dan Internet 
  –Inti dari upaya pertama SAP untuk mengintegrasikan Internet dengan produknya
May 1999: SAP mengumumkan mySAP.com
  –Sebuah strategi baru yang dirancang untuk sepenuhnya menyetel kembali perusahaan
    dan portofolio produk 
  –Tujuan: menggabungkan solusi e-commerce dengan yang ada aplikasi ERP SAP,
    menggunakan teknologi Web mutakhir

NetWeaver 
2000: SAP began building on the mySAP.com vision
  –Ditambahkan kemampuan untuk pasar elektronik dan portal perusahaan
2004: SAP memperkenalkan versi pertama dari SAP NetWeaver
   –Sebuah kumpulan komponen yang mendukung transaksi bisnis melalui Internet     –Menyediakan konektivitas tanpa batas aplikasi beragam
SAP’s enterprise service-oriented architecture (enterprise SOA)
  –Tujuan untuk membuat semua layanan aplikasi berbasis bisnis
Web services
  –Kombinasi perangkat lunak yang memungkinkan berbagai sistem dan aplikasi organisasi
    untuk berkomunikasi dengan aplikasi lain
SAP’s NetWeaver
  –Sebuah platform layanan Web yang memungkinkan berbagai aplikasi vendor untuk
    berbagi data melalui Internet

Web services
   –Kombinasi perangkat lunak yang memungkinkan berbagai sistem dan aplikasi organisasi
     untuk berkomunikasi dengan aplikasi lain
SAP’s NetWeaver
   –Sebuah platform layanan Web yang memungkinkan berbagai aplikasi vendor untuk
     berbagi data melalui Internet

 NetWeaver Tools and Capabilities
   
SAP’s NetWeaver platform is a collection of modules, including:  
  –Enterprise Portal  
  –Mobile Infrastructure
  –Business Intelligence 
  –Master Data Management
  –Exchange Infrastructure
SAP Enterprise Portal memberikan pengguna akses lengkap untuk semua pekerjaan
  mereka pada satu layar 
   –Semua informasi yang tersedia melalui layanan Web yang disediakan oleh NetWeaver 
Modul Infrastruktur Ponsel NetWeaver memungkinkan pengguna untuk mengakses dan
  bekerja dengan data melalui perangkat mobile seperti smartphone dan pager 
Business Intelligence (BI) bekerja dengan software manajemen database dan sistem
  operasi yang menjalankan NetWeaver  
Master Data Management menyediakan konsistensi data dalam sistem SAP perusahaan 
Modul Bursa Infrastruktur NetWeaver memungkinkan aplikasi yang berbeda untuk berbagi
  data  
NetWeaver at Work for Fitter  
Meneliti bagaimana NetWeaver dapat membantu Fitter 
Fitter memiliki sistem ERP SAP 
Fitter dua penjual teratas, Amy Sanchez dan Donald Brown, yang sibuk menjual NRG bar
  langsung kepada pelanggan dan distributor  
SaaS: Software As A Service
Sebuah model pengiriman software 
          •Sebuah produk software-host oleh perusahaan-seperti pada server SAP dan diakses oleh pelanggan melalui browser Web
Kadang-kadang digambarkan sebagai utilitas
Sebuah subset dari komputasi awan










Wednesday, February 4, 2015

Corporate Social Responsibility

Perkembangan CSR
Dalam perkembangan negara industri, terjadi pengelompokkan negara-negara terutama dalam golongan yang dikenal sebagai negara penghasil bahan mentah dan negara pengolah bahan mentah atau yang sering disebut negara berkembang dan negara maju.

Dalam kategori pengolahan sumber daya, banyak pemanfaatan yang lebih menguntungkan negara-negara pengolah sumber daya alam. Banyaknya pengrusakan lingkungan hampir tidak sebanding dengan perolehan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup melalui pengolahan sumber daya yang ditandai dengan peningkatan ekonomi dan pendapatan ternyata tidak berjalan seiring dengan keadaan sumber daya lingkungan yang semakin parah, sehingga lebih lanjut memunculkan ketidak mampuan dalam peningkatan taraf hidup dan pemeliharaan lingkungan.

Dari peristiwa diatas menggagas para pemimpin dunia untuk mengadakan pertemuan di Rio de Janeiro dalam memunculkan sebuah gagasan yang menyatakan tentang ide keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Akan tetapi perkembangan dua konsep yakni keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan belum cukup untuk meningkatkan kesejahteraan negara-negara yang sumber daya alam nya dieksplorasi. Hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan pengukuran mengenai tingkatan kesejahteraan didalam negara-negara tersebut.

Dalam konferesi di Yohannesburg melahirkan sebuah konsep baru yaitu konsep social sustainability (keberlanjutan sosial) yang menambahkan konsep sebelumnya economic dan environment sustainability. Yang mana ketiga aspek ini merupakan patokan untuk penerapan corporate social responsibility.

Beberapa pengertian tentang Corporate social responsibility:
1. Sankat, Clement K, 2002
    Corporate social responsibility dapat dipahami sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi kebersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluiarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas.

2. The World Business Council for Sustainable Development
    Corporate social responsibility merupakan komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal) dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

3. Bambang Rudito, Melia Famiola. 2007
    Corporate social responsibility secara umum merupakan peningkatan kualitas kehidupan yang mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk menghadapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara.


Pandangan Milton Friedman Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Milton Friedman merupakan seorang profesor dari Universitas Chicago dan pemenang nobel ekonomi pada tahun 1976. Pada tahun 1962 dalam bukunya Capitalism and Freedom, dia merumuskan pandangannya mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.

Akan tetapi yang menjadi kajian utama tentang tulisannya adalah yang dimuat dalam New York Times Magazine, 13 september 1970 yang berjudul, The social responsibility of business is to increase its profit. Dimana maksud dari judul diatas yaitu satu-satunya tanggung jawab sosial perusahaan adalah untuk meningkatkan keuntungan sebesar mungkin.

Disini dirumuskan bahwa seorang manajer hanya mempunyai tugas untuk mencari keuntungan semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan karena, manajer merupakan orang yang bertanggung jawab dengan para pemegang saham, sehingga tujuan dari seorang manajer hanya bertanggung jawab secara sosial untuk mensejahterakan para pemegang saham.

Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis merusak sistem ekonomi pasar bebas. Dan dalam bukunya Capitalism and Freedom menyatakan bahwa dalam masyarakat bebas terdapat hanya satu tanggung jawab sosial untuk bisnis yakni memanfaatkan sumber dayanya dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan keuntungannya, selama hal tersebut dibatasi aturan-aturan tertentu dan kompetisi terbuka, bebas tanpa penipuan atau kecurangan.

Teori stakeholders merupakan kritik yang tepat atas pandangan Friedman.
Beberapa pandangan Friedman terhadap situasi tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan tidak perlu menurunkan harga produk atau membatalkan kenaikan harga produk demi mencegah terjadinya inflasi, atau dalam menerima tenaga kerja baru perusahaan tidak perlu memprioritaskan tenaga kerja yang sudah lama menganggur.
    Pendapat ini tentu masih bisa kita pahami, dimana untuk masalah inflasi dan pengangguran bukan merupakan tanggung jawab perusahaan secara tidak langsung.

Dalam lingkungan hidup, Friedman mengatakan bahwa perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak dalam mengurangi polusi daripada apa yang perlu demi kepentingan perusahaan dan apa yang dituntut oleh hukum demi terwujudnya tujuan sosial, yakni memperbaiki lingkungan hidup. Hal ini lebih sulit untuk diterima, karena lingkungan hidup merupakan unsur yang sangat penting dalam tanggung jawab sosial perusahaan.


Kategori Konteks Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1. Public relations
 
    Usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Biasanya berbentuk kampanye yang tidak terikat sama sekali dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

    Misalnya dalam membuat kegiatan sosial, disini image perusahaan bisa dipersepsikan berbeda olhe anggota komunitas. Dimana beberapa komunitas mungkin tidak tahu perusahaan tersebut menghasilkan produk apa tetapi dia tahu kegiatan sosial apa saja yang sering diadakan oleh perusahaan tersebut. Atau sebaliknya perusahaan tahu dengan produk yang dihasilkan dan anggota komunitas tahu bahwa perusahaan tersebut selalu menyisihkan keuntungan perusahaan untuk kegiatan sosial.
2. Strategi defensif
 
    Biasanya perusahaan melakukan kegiatan sosial dalam hal ini adalah untuk membersihkan nama baik yang sudah tercemar atau munculnya anggapan komunitas tentang bagaimana kegiatan perusahaan mereka yang melanggar norma-norma sosial.
 
    Hal ini dilakukan dengan pembiayaan yang besar dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membersihkan tanggapan masyarakat terhadap perusahaan mereka.

3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar berasal dari visi perusahaan itu
 
    Melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar perusahaa  atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu sendiri.
 
    Kegiatan perusahaan dalam konteks ini adalah sama sekali tidak mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk menanamkan kesan baik terhadap komunitas yang berkaitan dengan perusahaan.

    Kegiatan ini selalu berhubungan dengan corporate culture yang ada didalam perusahaan.


Community Development


Community development adalah kegiatan pembangunan komunitas yang dilakukan secara sitematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses komunitas guba mencapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya (Budimanta, 2002)

Community development secara hakekat merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap kehidupan komunitas lokal (Rudito, 2003)

Secara umum ruang lingkup program-program community development dapat dibagi berdasarkan tiga kategori secara bersamaan.
- Community relation

yaitu kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada pihak terkait. Misalnya banyaknya kegiatan pihak perusahaan dengan anggota komunitas lokal bertukar pikiran dalam suatu hal, atau membangun pertemuan-pertemuan yang kerap dilakukan, dimana program ini lebih cenderung mengarah kepada charity

- Community services
     yaitu pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas atau kepentingan umum. Ini ditunjukkan dengan adanya pembangunan secara fisik sektor-sektor kesehatan, keagamaan, pendidikan, transportasi dan sebagainya.
 
    Perusahaan dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang ada di komunitas, analisa dilakukan oleh perusahaan untuk menyediakan fasilitas-fasilitas bagi komunitas lokal mengenai apa saja yang dibutuhkan.

- Community empowering
    yaitu program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada komunitas untuk menunjang kemandiriannya, seperti pembentukan koperasi, usaha industri kecil lainnya. Kegiatan ini sifatnya jauh lebih mendalam dibandingkan community services, dimana dalam kategori ini perusahaan berusaha untuk mencapai sasaran agar suatu komunitas dapat mandiri. Akan tetapi tahapan ini dapat dicapai melalui dua tahapan sebelumnya yang telah dilaksanakan.

Strategi Pengembangan Bisnis

PENGERTIAN  WARALABA  /  FRANCHISE

Pewaralabaan (Franchising) adalah suatu teknik atau metode pemasaran untuk mendistribusikan barang dan atau jasa, dimana Pengwaralaba (Franchisor) memberikan atau menjual pada Pewaralaba (Franchisee) hak untuk menggunakan atau menjual nama dagang, citra dan sistem yang dimiliki pengwaralaba dengan imbalan dari pewaralaba berupa uang pangkal (initial franchise fee) dan royalty.

DASAR  HUKUM

  1.  PP  RI  No. 16  Th.  1997  Tentang Waralaba.
    2.  Peraturan Mendag  No. 12/M-DAG/PER/3/2006, Tentang Ketentuan dan
        Tata  Cara Penerbitan STPUW  ( Surat tanda Pendaftaran Usaha
        Waralaba ).


    DASAR  PERTIMBANGAN  :
    1.  Dalam rangka menciptakan tertib usaha dan perlindungan konsumen.
    2.  Untuk meningkatkan peranan dan keikutsertaan masyarakat luas dalam
         usaha Waralaba, perlu adanya peran serta Pengusaha KeciL  dan
         Menengah baik sebagai Franchisor, Franchisee maupun sebagai
         Pemasok Barang dan atau Jasa.

TUJUAN  PENGATURAN  USAHA  WARALABA

  1.  Untuk melindungi Franchisee dari  kemungkinan
      tindakan curang dari Franchisor.
  2.  Mendorong sektor  UKM  untuk turut berusaha
      Waralaba baik sebagai  Franchisor, Franchisee
      maupun Pemasok.
  3.  Menata lokasi usaha Waralaba Besar, menengah
      dan Kecil.


PENGATURAN  POKOK  USAHA  WARALABA
( PP  No. 16 / 1997  dan Permendag  No. 12/M-DAG/PER/3/2006 )

  1.  Kewajiban pihak Franchisor  melakukan   “ Disclose “  dalam
       menawarkan Waralabanya  dengan menyampaikan keterangan
       tertulis.

  2.  Perjanjian Waralaba wajib dibuat dalam Bahasa  Indonesi  dan
      terhadapnya berlaku Hukum Indonesia.

  3.  Penggunaan dan pemanfaatan produksi dalam negeri , dengan
      menggunakan sebanyak mungkin  produk dalam negeri sepanjang
      mutunya telah sesuai dengan syarat yang disepakati,

  4.  Persyaratan lokasi usaha waralaba, hal ini agar tidak
      mematikan Pelaku usaha UKM dimana Usaha Waralaba
      Besar  diarahkan berlokasi di Pasar Modern di Ibukota
       Propinsi.

  5.  Kewajiban Pendafatarn Usaha Waralaba bagi  Franchisee
      dalam rangka tertib usaha, pembinaan dan
      pengembangan  usaha Waralaba.


BIDANG  USAHA  YANG  POTENSIAL  DIWARALABAKAN

  1.  Restoran Cepat Saji; Café; Rumah Makan Tradisional.
  2.  Perbengkelan;
  3.  Toko Ritel;
  4.  Hotel;
  5.  Properti;
  6.  Percetakan; Foto Copi;
  7.  Pusat Kebugaran; Salon;
  8.  Penyewaan Kendaraan Bermotor


KEUNTUNGAN BISNIS WARALABA
 
1.  Keuntungan bagi Franchisor (Pengwaralaba).

a. Usaha dapat cepat berkembang.
    Sistem usaha dapat berkembang dengan cepat dengan menggunakan modal dan motivasi Franchisee.

b. Perluasan Pasar dapat dilakukan dengan cepat.
    Suatu wilayah pasar atau suatu pasar yang baru mudah dikembangkan, karena nama dan citra Franchisor dapat meluas dengan cepat melalui usaha Franchisee.

c. Modal untuk pengembangan usaha relatip kecil.
    Modal untuk pengembangan usaha lebih kecil, karena sebagian besar biaya untuk mendirikan unit usaha waralaba ditanggung oleh Franchisee
e.  Karyawan tingkat menengah tidak banyak diperlukan.
    Pengwaralaan tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, Struktur Organisasi kantor pusat bisnis waralaba jauh lebih ramping daripada kantor pusat suatu perusahaan yang memiliki jaringan cabang-cabang.

f.  Kekuatan pasar meningkat.
    Kehadiran kelompok dalam pasar makin terasa, setiap kali dibuka unit usaha waralaba yang baru. Selain daripada itu, dana dapat dihemat cukup besar karena promosi dan periklanan dapat dilakukan dalam suatu kelompok.

g.  Hasil pengembalian investasi, cukup tinggi dalam jangka panjang.
    Pada kurun waktu  sampai dua tahun awal, hasil belum terlihat, tetapi dalam tahun ketiga atau keempat dan seterusnya, hasil penmgembalian investasi akan cukup tinggi.


2.  Keuntungan bagi Franchisee (Pewaralaba).

a.  Resiko relatip kecil.
    Kemungkinan berhasil jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jika memulai usaha sendiri di bidang yang sama.

b.  Franchisee bebas berkarya.
    Franchisee sebagai pemilik unit usaha bebas berkarya dalam lingkungan yang tertata dan stabil.

c.  Dapat Menikmati pengembangan produk.
    Franchisee dapat turut memanfaatkan hasil pengembangan produk hasil penelitian yang dilakukan oleh Franchisor.

d.  Dapat memanfaatkan petunjuk di bidang keuangan dan manajemen.
    Franchisor memberikan bantuan berupa petunjuk di bidang keuangan dan manajemen pada Franchisee dan membantu dalam pengambilan keputusan.
e.  Promosi kuat.
    Franchisee dapat memanfaatkan promosi melalui kelompok usaha, karena itu sudah tentu akan lebih kuat dan lebih bermutu.

f.  Citra yang kuat.
     Franchisee sebagai anggota kelompok usaha waralaba akan turut serta menikmati reputasi, kekuatan dan keharuman nama dagang yang di-waralaba-kan.

g.  Dapat memanfaatkan paket-paket keuangan.
     Franchisee dapat memanfaatkan paket-paket keuangan yang mungkin disediakan oleh perbankan atau lembaga keuangan lainnya.

h.  Pelatihan.
     Franchisee mendapat latihan yang diperlukan, sehingga tidak perlu menjalankan usaha secara  “coba-coba “.

i.  Prosedur pengelolaan usaha sudah standar.
     Franchisee dapat bekerja dengan menggunakan sistem yang sudah mapan, serta prosedur dan pedoman operasi yang sudah standar.


KERUGIAN BISNIS WARALABA

1.  Kerugian bagi Franchisor (Pengwaralaba).

a.  Manajemen melalui motivasi.
    Franchisor tidak dapat mendikte Franchisee, jika ia ingin mengadakan perubahan, ia harus memotivasi Franchisee agar bersedia menerima perubahan tersebut.

b.  Harapan Franchisee biasanya terlalu tinggi.
    Harapan Franchisee, sering terlalu besar, dan Franchisor harus menghadapi dan berusaha menurunkannya.

c.  Perubahan berjalan lambat.
     Franchisor tidak dapat mengadakan perubahan dengan cepat, karena Franchisee akan menentangnya karena merasa sudah menanamkan modal yang besar. Perubahan harus dilakukan melalui perundingan dengan Franchisee.

d.  Resiko memilih Franchisee yang tidak tepat.
     Franchisor harus hati-hati memilih Franchisee, karena pilihan yang tidak tepat tidak saja merugikan tetapi juga dapat berpengaruh buruk pada kelompok.

e.  Citra keseluruhan tergantung Franchisee.
    Citra Franchisor dan citra kelompok secara keseluruhan tergantung pada prestasi masing-masing Franchisee. Kegagalan seorang Franchisee akan mempempengaruhi citra kelompok keseluruhan.

f.  Ikatan jangka panjang.
    Waralaba adalah ikatan jangka panjang bagi kedua belah pihak. Franchisor tidak dapat menghentikan kegiatan waralaba begitu saja.


2.  Kerugian bagi Franchisee.

a. Terikat kepada Franchisor.
     Franchisee biasanya dibatasi dalam hal jenis produk yang dapat ditawarkannya, dan sangat tergantung pada prestasi Franchisor.

b.  Harus membayar uang imbalan.
    Untuk menjadi Franchisee biaya yang dikeluarkan relatif besar, sebab selain harus membayar uang pangkal juga membayar royalty dan biaya lain sesuai paket yang ditawarkan.

c.  Kebebasan berkurang.
     Franchisee adalah bagian dari lingkungan tertentu, karena itu ia tidak memiliki kebebasan untuk berkarya. Franchisee harus mematuhi pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan oleh Franchisor.
d. Harus memenuhi tingkat prestasi tertentu.
     Franchisee kadang-kadang diharuskan mencapai tingkat prestasi tertentu, misalnya diharuskan mencapai tingkat penjualan tertentu, yang kemungkinan cukup tinggi.

e. Pengelolaan usaha dikendalikan Franchisor.
     Franchisee harus mengikuti aturan-aturan tertentu dan sebagian besar dari cara kerjanya dikendalikan oleh Franchisor.

f. Harapan yang berlebihan.
    Harapan Franchisee yang berlebihan tidak saja menyulitkan Franchisor tetapi juga Franchisee sendiri. Sering terjadi harapan Franchisee terlalu tinggi ketika memasuki usaha waralaba, dan kecewa serta patah semangat ketika harapannya tidak terpenuhi.

d. Pewaralaba juga pemilik yang bermotivasi tinggi.
    Unit usaha waralaba yang dikelola oleh pemiliknya sendiri, jelas akan memiliki motivasi yang kuat untuk memberikan pelayanan yang baik pada pelanggan.

Teknik Perdagangan Ekspor Impor dari Segi Aspek Pemasaran

ASPEK  PEMASARAN

    1. Segmentasi  Pasar.

                Segmen pasar sangat banyak dan besar, sehingga tidak ada perusahaan yang akan mampu memenuhinya. Dalam rangka efesiensi dan efektivitas bisnis, perlu kita tetapkan segmen yang akan kita masuki. Dasar penetapan segmen pasar :

                a.  Aspek Geografis  (bangsa, negara, propinsi, kabupaten/kota,

                      perkampungan, perkotaan, dll).

                b.  Aspek Demografis (gender, usia, pendapatan, dll).

                c.  Aspek Psikografis (kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, pendidikan, dll).

                d.  Aspek Perilaku (kesempatan, kesetiaan, sikap, dll).

              

  2.  Perilaku dan Kepuasan konsumen.

                a.  Perilaku Konsumen

                Perilaku konsumen merupakan tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan  produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.



   b.  Kepuasan Konsumen.

                Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa  yang dia harapkan dengan apa yang dia terima.

                Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen :

                1).  Komoditi dan pelayanannya.

                2).  Kegiatan penjualan.

                3).  Pelayanan purna jual.

                4).  Nilai-nilai perusahaan.


3. Analisi Persaingan

a.  Mengidentifikasi Pesaing.

Suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai pesaing jika memiliki salah satu atau lebih ciri-ciri,  sbb :

1).  Perusahaan tsb. menawarkan komoditi dan harga yang sama.

2).  Perusahaan tsb. menjual komoditi atau kelas komoditi yang sama.

3).  Perusahaan  tsb. bersaing merebut uang dari konsumen yang sama.


b.      Menentukan Sasaran Pesaing.

Tidak semua bisnis perdagangan berorientasi kepada laba yang maksimal, ada juga yang lebih menekankan kepada : penguasaan pangsa pasar, arus kas, pemakaian teknologi atau pelayanan. Perusahaan yang memiliki penekanan yang sama, itulah pesaing kita.

c.  Menilai kekuatan dan kelemahan pesaing.

Identifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing kita. Biasanya perusahaan mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing   melalui  data sekunder, pengalaman pribadi, desas-desus. Namun yang paling baik, identifikasi dilakukan melalui  riset pemasaran terpadap pelanggan dan pemasok mereka. Data tsb. Kemudian kita analisa untuk menghasilkan informasi.



4. Strategi Persaingan
a.  POLA  PERSAINGAN  KONPRONTATIF.

Ciri-ciri pola persaingan konprontatif, adalah :

–      Dalam memasuki atau merebut pangsa pasar, pola persaingan ini berlandaskan kepada kekuatan

        sendiri yang dipergunakan untuk menyingkirkan lawan atau saingan.

–      Falsafah yang mendasari pola persaingan ini adalah  “ Free Fight Competition “, yaitu

        persaingan bebas yang berlandaskan hukum  “ The Survival of the Fittest “,  yang kuatlah yang

        akan menang,  yang lemah dan tidak efesien akan tersingkir dari pasar. Karena itu pola

        konfrontatif lazim juga disebut dengan istilah  “ Head to Head Compentition “.

–      Pola persaingan ini mengutamakan pengembangan mutu  dan harga, dan jika perlu   tidak

        segan-segan untuk  melakukan  tindakan  “ Cut Throat Competition “.

–      Pola yang dipakai adalah  “ Win – Lose  Competition “, atau  “ To be or not to be “.

b.   POLA  PERSAINGAN  INOVATIF.

Ciri-ciri pola persaingan inovatif, adalah :

–      Pola persaingan ini berlandaskan pada prinsip menciptakan atau merebut peluang yang ada,

       dan bukan bertujuan menyingkirkan lawan, tetapi justru merebut atau memenangkan perhatian

       konsumen.

–      Pola persaingan ini dilandasi falsafah “ The Customer is a King “ yaitu Langganan adalah Raja

        yang selanjutnya berkembang menjadi  “ The Customer is a Queen “  yaitu  Langganan adalah

        Ratu. Karena itu pola ini disebut juga dengan istilah  “ Niche Competition “.

–      Pola persaingan ini lebih menekankan kepada pengembangan produk baru yang disesuaikan

        dengan “ selera “ konsumen ( Service and Attention ).

–      Pola yang dipakai adalah  “ Win-Win Competition “ atau  “ Live and Let Live “.

Teknik Perdagangan Ekspor Impor dari segi Aspek Pasar



  ASPEK  PASAR
1.  Pengertian Pasar
         Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga.

2.   Bentuk Pasar.
            1). Pasar Sempurna.
            2). Pasar Tidak Sempurna.
                  a).  Pasar Monopoly.
                  b).  Pasar Monopsony.
                  c).  Pasar Oligopoly.

3.      Pengertian Permintaan dan Penawaran.
         a.  Permintaan, adalah jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang
           mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga.

HUKUM PERMINTAAN :
JIKA HARGA SUATU BARANG MENINGKAT, MAKA JUMLAH BARANG YANG DIMINTA AKAN BERKURANG, SEBALIKNYA JIKA HARGA BARANG YANG DIMINTA MENURUN, MAKA JUMLAH BARANG YANG DIMINTA AKAN BERTAMBAH.

b.      Penawaran, adalah berbagai jumlah barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga.

HUKUM PENAWARAN :
JIKA HARGA SUATU BARANG MENINGKAT, MAKA JUMLAH BARANG YANG DITAWARKAN AKAN BERTAMBAH, SEBALIKNYA JIKA HARGA BARANG YANG DITAWARKAN MENURUN, MAKA JUMLAH BARANG YANG DITAWARKAN AKAN BERTAMBAH.
a.        
b.      4.  Mengukur  Permintaan Pasar
c.       Mengukur Permintaan Pasar Saat Sekarang.
            1).    Analisis Non Statistik  (Demografis, Geografis, psikografis, perilaku).
                        Analisis Non Statistik dilakukan dengan melakukan riset sederhana
                misalnya mengenai :
                        a). Jumlah dan perbandingan usia Penduduk.
                        b). Jumlah dan perbandingan Gender.
                        c).  Pendapatan Perkapita Penduduk.
                        d).  Budaya Setempat.
                        e).  Tradisi Setempat.
                        f).  Keadaan Iklim
                        g).  Selera Masyarakat.

 2).  Analisis Statistik.
         Analisis Statistik dilakukan dengan menggunakan persamaan :
            
Q = n.p.q   *)
           
            dimana  :
            Q   =   Trotal permintaan pasar.
            n   =   Jumlah pembeli di pasar.
            p   =   Harga rata-rata satuan.
            q   =   Jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli pertahun.
*).  Husein Umar  ( Studi Kelayakan Bisnis)
 
b.      Mengukur Permintaan Mendatang.
            Untuk mengukur besarnya permintaan suatu komoditi pada waktu yang akan datang, kita gunakan :
            1).  Analisis Regresi.
            2).  Analisis Deret Waktu  (Trend).
            3).  Analisis Rantai Markov.